Tanya:
Apakah perbuatan manusia (baik dan buruk) temasuk ketetapan Allah, ataukah atas pilihan/kuasa manusia?
Jawab:
Bismillaah... Allaahumma yassir wa a'in...
Secara ringkas bahwa dua hal tersebut (apakah perbuatan manusia merupakan pilihan manusia atau ketetapan Allah) tidak bertentangan. Coba perhatikan dua kata kunci "KETETAPAN" dan "PILIHAN" pada keterangan singkat berikut ini.
Jika kita rujuk ayat (fa-alhamahaa fujuurahaa wa-taqwaahaa) atau ayat (wa hadaynaahun najdaiyn) atau ayat (faman syaa-a falyukmin waman syaa-a fal-yakfur), maka dapat dipahami bahwa kedua PILIHAN tersebut (taat atau maksiat, iman atau kafir) adalah KETETAPAN Allah yang keduanya disediakan untuk DIPILIH manusia, sehingga mana yang DIPILIH oleh manusia dari dua jalan tersebut maka itu yang akan terjadi, atas izin Allah SWT.
Bedanya, jika berupa ketaatan maka dia terjadi atas IZIN dan RIDHA Allah. Jika berupa kemaksiatan maka terjadi atas IZIN Allah saja, tanpa RIDHA-Nya. Berdasarkan ayat (wa-laa yardhaa li'ibaadihil-kufra, wa-in tasykuruu yardha-hu lakum).
Kesempatan untuk taat dan kesempatan untuk maksiat, sekaligus tempat di surga dan tempat di neraka itu telah Allah TETAPKAN bagi masing-masing manusia. Artinya, masing-masing manusia telah diberi "jatah" tempat baik di surga maupun di neraka, mana dari dua tempat itu yang akan dihuni maka berbanding lurus dengan PILIHAN manusia terhadap pilihan-pilihan yang telah Allah SWT bentangkan di hadapan mereka selama hidupnya.
Berikut ini hadits-hadits yang menjelaskan akan hal ini:
Hadits Syaikhani:
مَا
مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ
وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ ، قَالُوا : ياَ رَسُوْلَ اللهِ أَفَلاَ
نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ ؟ قَالَ : اِعْمَلُوا
فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ .
"Tidak seorangpun di antara kalian melainkan telah ditetapkan atasnya kedudukannya di neraka dan kedudukannya di surga. Mereka (para sahabat) berkata: 'Wahai Rasulullah, tidakkah kita pasrah saja atas apa yang telah ditetapkan bagi kita dan
kita tidak perlu beramal?' Nabi menjawab: 'Beramallah kalian, karena setiap orang itu dimudahkan untuk mendapatkan apa yang telah diciptakan Allah baginya (masing-masing kedudukan baik di surga dan di neraka)'."Hadits Muslim:
مَا
مِنْكُمْ مِنْ نَفْسٍ إِلَّا وَقَدْ عُلِمَ مَنْزِلُهَا مِنْ الْجَنَّةِ
وَالنَّارِ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ فَلِمَ نَعْمَلُ أَفَلَا
نَتَّكِلُ ، قَالَ : لَا اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ،
ثُمَّ قَرَأَ ﴿ فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى
إِلَى قَوْلِهِ فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى ﴾
"Tidaklah setiap jiwa dari kalian kecuali telah diketahui tempat tinggalnya di surga dan di neraka. Mereka berkata: 'Wahai Rasulullah, lantas untuk apa kita beramal, bukankah kita cukup pasrah saja?' Kata Nabi: 'Jangan, beramallah kalian, karena masing-masing akan dimudahkan untuk mendapatkan apa yang telah Allah ciptakan baginya.' Kemudian Nabi membaca 'fa-ammaa man a'tha wat-taqaa.. wa shaddaqa bil-husnaa' sampai firmanNya 'fasanuyassiruhu lil-'usraa'."Hadits Bukhari:
لَا
يَدْخُلُ أَحَدٌ الْجَنَّةَ إِلَّا أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ لَوْ
أَسَاءَ لِيَزْدَادَ شُكْرًا وَلَا يَدْخُلُ النَّارَ أَحَدٌ إِلَّا
أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ لَوْ أَحْسَنَ لِيَكُونَ عَلَيْهِ
حَسْرَةً .
"Tidaklah seseorang masuk surga kecuali diperlihatkan padanya kedudukannya di neraka jika saja dulunya dia berbuat buruk
supaya bertambah rasa syukurnya. Dan tidaklah seseorang masuk neraka kecuali ditunjukkan padanya kedudukannya di surga jika saja dulu dia berbuat baik agar menjadi sesal yang hebat baginya."Hadits Baihaqi dan Ibn Majah:
مَا
مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ لَهُ مَنْزِلاَنِ ، مَنْزِلٌ فِى الْجَنَّةِ
وَمَنْزِلٌ فِى النَّارِ . فَإِذَا مَاتَ فَدَخَلَ النَّارَ وَرَثَ
أَهْلُ الْجَنَّةِ مَنْزِلَهُ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ ﴿ أُولَئِكَ هُمُ
الْوَارِثُوْنَ ﴾ .
"Tidaklah seorang diantara kalian kecuali memiliki dua tempat tinggal: tempat tinggal di surga dan tempat tinggal
di neraka. Kemudian apabila dia mati lalu masuk neraka, maka penghuni surga akan merwarisi tempat tinggalnya. Itulah yang disebut dalam firmanNya 'ulaaika humul waaritsuun'."(Al-Bushiri: shahih sesuai syarat syaikhaiyn)
Wallaahu ta'aalaa a'lam.
0 comments:
Posting Komentar