KE-1-AN KHILAFAH TIDAK BERDALIL KAH?

Jumat, Agustus 04, 2017
0

وإذا تكلم المرء في غير فنه أتى بهذه العجائب

"Jika seseorang itu berbicara dalam perkara yang bukan bidangnya niscaya ia akan membuat keajaiban-keajaiban (baca: keanehan-keanehan yang memalukan)." (Ibnu Hajar al Asqalani, Fathul Bari)

Di antara contoh keanehan-keanehan yang memalukan tersebut adalah mengatakan bahwa keharusan satu khilafah/khalifah tidak ada dalilnya dan tidak ada faktanya

Silahkan bandingkan dengan perkataan para Ulama ini:

Al-Imam Abu Zakariya An-Nawawi (w. 676 H), dalam kitab syarahnya atas Shahih Muslim:

« واتفق العلماء على أنه لا يجوز أن يعقد لخليفتين في عصر واحد سواء اتسعت دار الإسلام أم لا »

“Para ulama bersepakat bahwa tidak boleh mengangkat dua orang khalifah di satu masa, baik wilayah negara Islam luas maupun tidak.” (Syarh An-Nawawî ‘alâ Muslim, vol 12 hal 232)

Al Imam Ibnu Katsir (w. 774 H), dalam kitab tafsirnya:

فأما نصب إمامين في الأرض أو أكثر فلا يجوز لقوله عليه الصلاة والسلام : « من جاءكم وأمركم جميع يريد أن يفرق بينكم فاقتلوه كائنًا من كان » . وهذا قول الجمهور ، وقد حكى الإجماع على ذلك غير واحد ، منهم إمام الحرمين .

“Adapun pengangkatan dua imam atau lebih di muka bumi, maka hal itu tidak boleh, berdasarkan Sabda Nabi saw: “Barang siapa yang mendatangi kalian sedangkan urusan kalian terkumpul (di bawah kendali satu orang khalifah, -penj.), dia ingin memecahbelah kalian maka bunuhlah dia seketika siapapun ia.” Yang demikian ini pendapat jumhur (mayoritas) Ulama, dan yang mengatakan bahwa pendapat tersebut merupakan ijma’ tidak hanya satu orang, diantaranya adalah Imam Haramain (Al-Juwaini).” (Tafsîr Ibn Katsîr, vol 1 hlm 222)

Al Imam Muhammad al Amin As-Sinqithi (w. 1393 H), dalam kitab tafsirnya:

قول جماهير العلماء من المسلمين : أنه لا يجوز تعدد الإمام الأعظم ، بل يجب كونه واحدا ، وأن لا يتولى على قطر من الأقطار إلا أمراؤه المولون من قِبَلِهِ ، محتجين بما أخرجه مسلم في “صحيحه” من حديث أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إذا بويع لخليفتين فاقتلوا الآخر منهما » .

“Pendapat jumhurul ‘ulama: Bahwa berbilangnya Imam A'zham (khalifah) adalah tidak boleh, melainkan wajib berjumlah satu, dan hendaknya tidak berkuasa atas wilayah-wilayah kekuasaan yang ada kecuali umara’ yang diangkat olehnya, mereka (jumhur ‘ulama) berhujjah dengan hadits sahih dikeluarkan oleh Imam Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Jika dibai’at dua khalifah maka bunuhlah yang terakhir (diba’at) di antara keduanya.” (Adhwâ’ Al-Bayân fî Îdhâh Al-Qur’ân bi Al-Qur’ân, vol 3 hlm 39)

Asy-Syaikh Abdurrahman Al-Jazairi di dalam Al Fiqh ’Alaa al Madzaahib al Arba’ah:

اتفق الأئمة رحمهم اللّه تعالى على: أن الإمامة فرض، وأنه لا بد للمسليمن من إمام يقيم شعائر الدين وينصف المظلومين من الظالمين وعلى أنه لا يجوز أن يكون على المسلمين في وقت واحد في جميع الدنيا إمامان

“Para imam (empat madzhab) rahimahumullaah Ta’aalaa telah sepakat bahwa Al Imamah itu wajib, dan umat harus memiliki seorang imam yang menegakkan syi'ar-syi'ar agama serta memberi keadilan bagi orang yang terdzolimi, dan bahwa tidak boleh ada dua orang imam bagi umat Islam di seluruh dunia dalam waktu yang sama” (Kitabul Fiqhi ‘alaa al Madzaahib al Arba’ah, Juz 5)

Al Sayyid Muhammad Amin, dalam Al-Mizan Al-Kubra bab Hukm Al-Bughat:

ﻭﺍﺗﻔﻖ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻹﻣﺎﻣﺔ ﻓﺮﺽ ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﺑﺪ ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻣﻦ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﻘﻴﻢ ﺷﻌﺎﺋﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﻳﻨﺼﻒ ﺍﻟﻤﻈﻠﻮﻣﻴﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻈﺎﻟﻤﻴﻦ,ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻓﻰ ﻭﻗﺖ ﻭﺍﺣﺪ ﻓﻰ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺇﻣﺎﻣﺎﻥ ﻻ ﻣﺘﻔﻘﺎﻥ ﻭﻻ ﻣﻔﺘﺮﻗﺎﻥ}

"Para imam madzhab yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi'iy dan Ahmad) telah sepakat bahwa imamah (khilafah) adalah fadhu, dan bahwa kaum muslim wajib memiliki seorang imam yang menegakkan syiar-syiar agama, menolong orang-orang yang teraniaya dari orang-orang yang menganiaya, dan bahwa kaum muslim dalam satu masa di seluruh dunia tidak boleh memiliki dua orang imam, baik keduanya sejalan maupun tidak" (Al-Mizan Al-Kubra, vol 2 hlm 153)

Nah, sekarang anda mau ikut yang mana? para Ulama pakar syari'at hukum buatan Allah atau seorang profesor pakar hukum buatan manusia yang sok berbicara tentang dalil hukum buatan Allah?

0 comments:

Posting Komentar